Media Indonesia
Media Indonesia

Pemungutan suara Pemilu Legislatif 2014 berakhir sudah. Kita bersyukur perhelatan lima tahunan itu berlangsung menggembirakan. Menggembirakan karena pemungutan suara berlangsung dengan aman, tertib, dan lancar.
Kita menghargai seluruh komponen bang­sa yang telah berpartisipasi menyukses­kan pemilu legislatif kali ini. Terkait dengan lancar dan tertibnya pemilu kali ini, kita juga meng­apresiasi Komisi Pemilihan Umum yang dapat dikatakan telah menyelenggarakan pemilu legislatif ini dengan teramat baik, tanpa gangguan berarti. Kita berharap kon­disi yang sama juga dapat terus diper­ta­hankan hingga pemilu presiden Juli men­datang.
Pertanyaan yang muncul ialah dengan hasil pemilu legislatif yang telah tecermin dalam hitung cepat itu, apa yang dapat dilakukan para pemimpin partai politik peserta pemilu untuk membangun dan menguatkan demokrasi kita ke depan?
Kita melihat sudah saatnya parpol peser­ta pemilu memikirkan langkah membangun kerja sama di antara sesama parpol untuk menghadapi pemilihan presiden Juli mendatang.  Jika mengacu ke hasil quick count,  PDIP sebagai parpol pemenang pe­mi­­lu pun tidak dapat mengusung calon presiden sendiri karena hanya meraih suara di kisaran 18% hingga 19%.  Itu artinya kerja sama dengan partai lain harus dijalankan untuk membentuk koalisi.
Namun, kita mengingatkan partai-par­tai  agar tidak mengulangi pengalaman koa­lisi sebelumnya. Ketika itu, koalisi terasa jang­gal lantaran didasarkan pada kepen­ting­an bagi-bagi kekuasaan. Koalisi pun rapuh karena tidak dibentuk berdasarkan kesamaan ideologi dan platform. Tidak meng­herankan bila koalisi kala itu terlampau gemuk, sulit berlaku sigap dalam membuat dan mengimplementasikan berbagai kebi­jakan.
Koalisi yang dibangun bukan atas dasar kesamaan ideologis, melainkan berbasiskan bagi-bagi kekuasaan, hanya akan melahirkan praktik politik kartel, yang bertentangan dengan demokrasi sejati.
Oleh karena itu, kita mendorong parpol-parpol untuk menata ulang koalisi.  Mereka semestinya membangun koalisi berbasis­kan kesamaan ideologi dan platform. Koa­lisi pun tak boleh terlampau gemuk, cukup tiga parpol saja.
Koalisi seperti itu akan menghasilkan pemerintahan yang kuat dan kabinet yang efektif, yang leluasa mengamankan dan menjalankan berbagai kebijakannya. Pe­me­rintahan yang kuat akan menciptakan sistem demokrasi presidensial yang sesungguhnya, bukan demokrasi presidensial bernuansa parlementer.
Bila koalisi semacam itu terwujud, itu ber­arti Pemilu 2014 telah mengantarkan Indonesia dari negara transisi demokrasi men­jadi negara demokrasi yang sesungguh­nya, demokrasi yang terlembagakan. Dengan begitu, kita boleh berharap pemerintahan hasil Pemilu 2014 bakal mampu mengha­dirkan kesejahteraan rakyat dan memper­kuat martabat bangsa, serta tidak terus ber­ada di jalan transisi demokrasi.

Sumber :

Posting Komentar Disqus Blogger

 
Top